Anda mungkin menggunakan kompresor udara di berbagai mesin – mulai dari alat penggerak seperti paku tembak dan penyemprot cat hingga mengisi ban. Tetapi apakah Anda tahu dasar-dasar cara kerja kompresor angin? Memahami cara kerja kompresor angin dapat membantu Anda menentukan kompresor yang tepat untuk pekerjaan Anda dan cara merawat kompresor Anda secara efektif.
Kompresor angin adalah mesin yang relatif sederhana yang memiliki tiga komponen utama:
- Penggerak (Drive), yang dapat berupa engine bensin atau dinamo motor listrik. Penggerak ini menyediakan daya untuk menggerakkan pompa kompresor.
- Pompa (Bare Pump), yang menggunakan energi dari penggerak untuk menarik udara atmosfer dan mengompresnya ke tekanan tinggi. Udara terkompresi ini kemudian dikirim melalui tabung pembuangan ke tangki penyimpanan untuk digunakan nanti.
- Tangki penyimpanan (Air Tank), yang dilengkapi dengan katup satu arah yang disebut check valve yang mencegah udara terkompresi memberikan tekanan balik pada pompa. Tangki penyimpanan udara bertindak sebagai penyangga aliran udara, sehingga kompresor tidak perlu bekerja secara terus-menerus sehingga mengurangi keausan pompa dan kerusakan motor akibat panas berlebih.

Tenaga pertama didapat dari penggerak (motor atau engine). Saat penggerak berputar, belt yang terhubung dengan pompa ikut berputar dan mengaktifkan bare pump.
Cylinder adalah salah satu komponen utama bare pump. Di dalam cylinder inilah udara dikompresi. Pada salah satu ujung cylinder terdapat inlet and outlet valve. Berbentuk seperti lempengan logam, kedua katup berada di sisi berlawanan di bagian ujung cylinder.
Inlet valve menghisap udara menghisap udara dari atmosfir yang dikompresi piston. Udara terkompresi kemudian dilepaskan melalui katup pelepasan. Pada kompresor double stage tekanan tinggi), udara dikompresi dua kali untuk menghasilkan udara bertekanan tinggi. Baca perbedaan kompresor single stage dan double stage untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan antara keduanya.

Gerakan naik turun yang dilakukan piston menciptakan ruang hampa. Saat piston memendek, ruang di depan terisi udara, yang dihisap melalui inlet valve dari luar. Ketika piston memanjang, udara yang sama itu dikompresi dan karenanya member tekanan untuk mendorong udara melalui exhaust valve masuk ke tangki. Semakin banyak udara yang dikirim ke tangki, tekanan di dalam tanki akan meningkat.
Udara di dalam tangki disimpan pada tekanan yang lebih tinggi daripada udara di dalam ruangan (atau atmosfer), dan selalu bertendensi untuk kembali ke tekanan di luar tanki. Ketika regulator dibuka, udara dari tanki akan keluar. Udara bertekanan ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan seperti alat-alat listrik, menyemprot cat atau mengoperasikan alat pneumatik.
Udara atmosfer yang ditarik ke dalam tangki mengandung molekul-molekul air, yang tidak tertahan di udara ketika di bawah tekanan yang tinggi. Akibatnya, molekul-molekul air ini mengembun dalam tangki penyimpanan. Untuk mengatasi kelembaban ini, setiap tangki dilengkapi dengan katup pembuangan (drain valve) yang terletak di bagian bawah tangki. Drain valve Ini memungkinkan pengguna untuk mengalirkan uap air yang terperangkap sambil mempertahankan volume tangki dan mencegah korosi tangki.
Selain itu, setiap kompresor udara memiliki pressure switch yang secara otomatis menyalakan kompresor ketika tekanan udara di dalam tangki berada di bawah nilai tekanan “on”, dan menghentikan kompresor saat tekanan tangki mencapai tekanan “off“. Anda juga bisa menemukan pressure gauge yang mengukur tekanan udara di dalam tanki.
Ketika kompresor mati, unloader valve melepaskan udara bertekanan di discharge tube. Hal ini memungkinkan pompa untuk mulai bekerja tanpa harus mengatasi hambatan yang akan ditimbulkan oleh udara yang terjebak di dalam tanki. Bila secara tak terduga pressure switch gagal mematikan kompresor, safety valve akan melepaskan tekanan berlebih.
Safety valve dan pressure switch yang terdapat pada kompresor sudah diatur oleh pabrik untuk pengoperasian yang aman dan tidak perlu di-setting ulang.
Pada kompresor udara portabel, regulator disediakan agar pengguna dapat mengontrol tekanan keluar dari udara yang mengalir ke alat pneumatic terkait. Sebagian besar alat pneumatic membutuhkan tekanan udara 40 psi atau 90 psi untuk pengoperasian yang benar. Tekanan udara dalam tanki yang tampil pada pressure gauge perlu diatur sesuai dengan penggunaan alat pneumatik.
Begitulah cara kerja kompresor angin. Bila anda belum pernah memiliki kompresor angin dan ada kebutuhan kompresor angin, silakan baca panduan ini untuk cara memilih kompresor angin yang baik. Silakan whatsapp kami sekarang juga untuk konsultasi gratis. Kami juga dapat menghampiri anda untuk konsultasi lebih lanjut.

0 thoughts on “Cara Kerja Kompresor Angin”